Selasa, 29 Mei 2012

Walau Ditolak Golongan Kristen, Konser Lady Gaga Tetap Digelar Di Korea Selatan

Loading image... 

Tokoh agama, Romo Benny Susatyo, mengatakan solusi penolakan Lady Gaga ke Indonesia dapat dicontoh dari Korea Selatan. Walaupun menolak kedatangan penyanyi nyentrik itu, Negeri Ginseng itu tetap mengadakan konser bertajuk "The Born This Way Ball" ini.

Benny mengatakan, apabila ada yang mau melarang kedatangan penyanyi kontroversial dengan sebutan 'Mother Monster' ini, tidak masalah. Namun alasannya harus jelas dan harus pula ada solusinya. “Jangan asal tolak saja,” katanya.

Menurut Benny, persyaratan seperti penonton harus berumur 20 tahun ke atas; saat tampil, sang artis harus berpakaian sopan; dan mengikuti adat istiadat Indonesia; dapat dijadikan batasan dalam penyelenggaraan konser Gaga di Indonesia.

Ia menyayangkan adanya kelompok-kelompok yang selalu menolak, namun tidak memberi solusi masalah. Terutama saat ada pihak yang memaksakan kehendaknya, khususnya dengan kekerasan. Karena seharusnya mereka dapat berunding dan mengambil jalan tengah tentang masalah ini.

Sebelumnya, saat Lady Gaga akan konser di Korea Selatan 27 April 2012 di Stadion Olimpiade Seoul, kelompok Kristen setempat menuding Lady Gaga sebagai ikon pornografi, antikristen dan mempromosikan gaya hidup homoseksual. Mereka memaksa pembatalan konser Lady Gaga.


"Beberapa orang melihat itu sebagai budaya yang berbeda, tapi tetap saja merosotkan nilai agama," kata pendeta Yoon Jung-hoon.

Korea Selatan memang negara Kristen paling kuat kedua di Asia, setelah Filipina. Namun mendapat tekanan dari pemuka agama tidak lantas membuat pemerintah Korea Selatan mengaminkan penolakan itu. Lady Gaga tetap boleh bernyanyi dengan satu peraturan: konser cuma boleh ditonton remaja berusia di atas 18 tahun.

Lady Gaga yang dijadwalkan menyapa "Little Monster", sebutan bagi penggemarnya, di Indonesia, 3 Juni 2012, tak mendapat izin Markas Besar Kepolisian RI. Polri menyebutkan pelarangan itu merupakan tindak lanjut surat yang dikirim Sekretaris Negara kepada Mabes.


Namun apa yang dilakukan pemerintah Korea tidak mungkin bisa dilakukan pemerintah Indonesia, sebab rakyat Indonesia belum bisa berpikir dewasa. Itulah bedanya kita dengan negara maju.
(BBC Indonesia, Republika, Tempo)

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...