Selasa, 12 Juni 2012

I'm a Legend


Kategori:Film
Jenis               Aksi dan Petualangan
Judul :
I'm a Legend

Pemain :
Will Smith, Alice Braga, Salli Richardson-Whitfield, Willow Smith, Charlie Tahan

Sutradara :
Francis Lawrence

Skenario :
Akiva Goldsman, Mark Protosevich

Produser :
Akiva Goldsman,James Lassiter,David Heyman,Neal Moritz

Rumah Produksi :
Warner Bros. Pictures

Durasi :
100 menit

Klasifikasi Penonton :
13 tahun keatas.

Kisah dalam film merupakan adaptasi dari novel terkenal karya Richard Matheson berjudul sama, I Am Legend. Namun bukan yang pertama melainkan adaptasi ketiga setelah The Last Man on Earth dengan Vincent Price sebagai Robert Neville yang ditayangkan di Italia pada 1964. Kemudian, film klasik The Omega Man (1971), dengan Charlton Heston sebagai Robert Neville, dan Anthony Zerbe sebagai Matthias, pemimpin para karnivora.

Dalam versi yang dibintangi oleh Will Smith ini, skenario yang digarap oleh Akiva Goldsman (Oscar lewat Beatiful Mind) dan Mark Protosevich nampak menghadirkan beberapa perbedaan dengan versi terdahulu maupun novel asli Richard Matheson, sebuah sentuhan yang cukup berani dan mengundang pro dan kontra.

Legenda tentang seorang dokter militer, Robert Neville, ia harus terjebak di kota New York yang telah berubah menjadi kota mati. Ditemani oleh seekor anjing, Samantha, Neville menjalani keseharian ditengah ancaman mahluk ganas yang hanya keluar saat matahari sudah tenggelam. Disini dengan sangat piawai Francis Lawrence (sutradara) “mengosongkan” kota New York dari manusia dan mengisinya dengan onggokan mobil, sisa-sisa barikade serta panser yang berserakan dijalan menjelang pelabuhan. Juga aktivitas gerombolan rusa yang berlarian bebas ditengah kota.
Selamat dari virus berbahaya membuat Neville, terancam menjadi manusia terakhir di kota tersebut bahkan di dunia, mengingat betapa cepatnya penyebaran virus. Dalam kondisi yang tertekan secara psikologis Neville masih memupuk harapan ada manusia lain yang selamat lewat siaran radio yang terus dipancarkan dalam frekwensi AM. My name is Robert Neville…I am a survivor living in New York City…I can provide food, I can provide shelter, I can provide security. If there is anybody out there, please… You are not alone…I will be at the South Street Seaport every day at midday, when the sun is highest in the sky…

Lewat tayangan flash back mimpi dan ingatan Neville, penonton juga diajak untuk menyimak kejadian awal proses terciptanya virus dan peristiwa yang meyebabkan Neville terjebak dikota tersebut. Mulai dari proses pembuatan obat untuk penyakit kanker yang ternyata mengubah manusia menjadi “seekor” mutan ganas pemakan daging, proses deteksi dan evakuasi penduduk kota, hingag hancurnya jembatan penghubung yang kemudian mengisolasi Manhattan dari pulau lain.

Kecemerlangan penampilan Will Smith lewat “dialog” nya dengan Samantha dan manekin yang mengisi supermarket tempatnya “berbelanja” serta sentuhan humor yang tersaji ironi lewat kesukaan Neville terhadap “Three Litle Birds” nya Marley menjadi momen yang khas ala Will Smith. Ekplorasi kemampuan aktor yang mencetak box office hampir disetiap filmnya (cek Badboys (1995), Independence Days (1996), Man In Black (1997), Ali (2001), I Robot (2004) dan The Pursuit of Happyness (2006)) ini benar-benar menjadi suguhan hampir sepanjang film tanpa harus jadi membosankan.

Sebuah sajian yang sangat menghibur meski bila sedikit diendapkan kita harus menelaah ulang motivasi Neville untuk membuat vaksin anti virus yang sedikit menjadi bagian ambigu dari keyakinan bahwa ia adalah The Last Man on Earth dengan harapan yang selalu dipancarkan via radio. Kemunculan Anna (Braga) dan Ethan (Charlie Tahan) yang “begitu saja” juga menjadi bagian cerita yang kurang kuat dan seolah di “tempelkan” salam cerita. Demikian juga dengan tidak detilnya (“nggak nendang” mungkin istilah gaulnya) penggambaran karakter sosok mutan yang menimbulkan ancaman besar dalam kehidupan manusia, nampaknya penggunaan spesial efek untuk karakter ini tidak secanggih dan sedetil penggunaan di bagian lain film (set kota New York, rusa, singa dan lainnya).

Namun catatan kecil tersebut tidak akan mengurangi kenikmatan menyaksikan sebuah film yang seolah menjadi panggung besar yang disediakan untuk Will Smith dan anjingnya Samantha (setidaknya Sam mendapat scene lebih banyak dibanding karakter manusia selain Smith he..he..), dengan ramuan ketegangan dan efek haru yang ditimbulkan oleh Lawrence (sebelumnya terkenal piawai dalam menggarap video klip Britney, J-Lo dan Green Days). Legenda Will Smith ini patut menjadi pilihan anda untuk mengisi liburan akhir tahun.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...